Mata PelajaranSejarah

Berapa Lama Indonesia Dijajah oleh Jepang?

Berapa lama Indonesia dijajah oleh Jepang. Indonesia sejak dulu dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA). SDA yang dimiliki negara Indonesia berupa rempah-rempah, minyak bumi dan gas, hingga berbagai logam mahal seperti emas, perak, tembaga, nikel, timah serta batubara.

Karena alasan ini, akhirnya banyak negara lain yang berniat untuk menjajah Indonesia. Salah satu negara yang pernah pernah menjadi penjajah Indonesia adalah Jepang.

Saat Jepang menginvasi Indonesia, negeri ini masih berada di bawah penjajahan Belanda. Lalu, Berapa Lama Indonesia Dijajah oleh Jepang? Bagaimana sejarahnya? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut.

Kedatangan Jepang ke Indonesia

Jepang pertama kali mendarat di Indonesia pada 11 Januari 1942, tepatnya di Tarakan, yang dulunya termasuk wilayah Kalimantan Timur. Salah satu alasan kedatangan Jepang ke Indonesia adalah untuk mendapat cadangan logistik dan bahan industri perang, seperti minyak bumi dan alumunium karena saat itu Jepang masih terlibat dalam Perang Pasifik. Kedatangan Jepang ke Tarakan telah berhasil memukul mundur pasukan Hindia Belanda yang juga datang ke sana untuk mengambil kekayaan sumber daya alamnya.

Setelah Tarakan, Jepang datang ke Pontianak pada 29 Januari 1942, Samarinda pada 3 Februari 1942, dan Banjarmasin pada 10 Februari 1942. Kedatangan Jepang ke Indonesia awalnya mendapat sambutan baik dari rakyat Indonesia karena Jepang dianggap telah membebaskan Indonesia dari jeratan penjajah pemerintah Hindia Belanda. Selain itu, Jepang juga menjanjikan kemerdekaan terhadap Indonesia serta berusaha meyakinkan rakyat pribumi bahwa mereka akan mengusir penjajah Belanda dari Tanah Air.

Di awal kedatangannya, Jepang memutarkan lagu kebangsaan Indonesia, yaitu Indonesia Raya setiap hari lewat radio. Tidak hanya itu, Jepang juga mengibarkan bendera Merah Putih di samping bendera Jepang. Jepang berusaha sebaik mungkin menunjukkan citra seolah-olah memihak rakyat pribumi. Namun ternyata, tindakan tersebut hanya taktik Jepang untuk bisa mendapat simpati dari rakyat pribumi sehingga mereka bersedia membantu pihak Jepang. Pada akhirnya, Jepang juga menjajah rakyat Indonesia dengan menerapkan beberapa kebijakan yang sangat menyengsarakan.

Baca Juga:  Kurikulum Sekolah di Indonesia: Peranan, Fungsi, dan Konsep

Penindasan Jepang terhadap rakyat Indonesia

Jepang datang dengan membawa propaganda Gerakan Tiga A, yaitu Jepang Cahaya, Pemimpin, dan Pelindung Asia. Selain itu, Jepang juga mengaku sebagai saudara tua dari Indonesia. Maksudnya, Jepang menganggap dirinya sebagai kakak atau pemimpin Asia dan setiap bangsa yang dijajah harus hormat terhadap mereka.

Hal ini dilakukan pihak Jepang dengan tujuan untuk mendapatkan simpati dari rakyat pribumi. Namun pada praktiknya, Jepang justru mengambil kebutuhan rakyat pibumi, seperti makanan, obat-obatan, dan pakaian. Tindakan ini tentu membuat rakyat pribumi sangat menderita dan hak mereka seakan telah dirampas begitu saja. Lebih lanjut, kebijakan Jepang lainnya yang juga tidak kalah menyengsarakan adalah kebijakan kerja paksa atau romusha.

Lewat kebijakan romusha, tentara Jepang memaksa rakyat pribumi, terutama petani untuk mengerjakan segala sesuatu yang mereka butuhkan. Mulai dari terjun di medan pertempuran, membangun benteng, penjara, dan masih banyak lainnya. Setiap hari, para pekerja paksa harus mengerjakan tugas-tugas berat yang bahkan jauh dari kata manusiawi.

Kependudukan Jepang di Indonesia berakhir

Setelah Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun, akhirnya Jepang hengkang dari Indonesia pada 17 Agustus 1945, bertepatan dengan dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno. Kepergian Jepang dari Indonesia didasari oleh kekalahannya dalam Perang Pasifik setelah dua kota penting di negaranya, yaitu Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945) dibom oleh Amerika Serikat. Kehancuran yang disebabkan oleh bom atom di Hiroshima dan Nagasaki sekaligus ancaman dari Uni Soviet membuat Jepang sadar bahwa sudah tidak ada harapan lagi untuk menang.

Akhirnya, pada 14 Agustus 1945, Kaisar Jepang Hirohito memutuskan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Pasukan Jepang berusaha menyembunyikan berita kekalahan mereka dari para pemuda Indonesia. Akan tetapi, berita itu terdengar oleh salah seorang tokoh pejuang kemerdekaan, yaitu Sutan Sjahrir. Begitu Sutan Sjahrir mendengar berita tersebut, ia langsung menindaklanjutinya dengan mendesak Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pada akhirnya, kependudukan Jepang resmi berakhir di Indonesia pada 17 Agustus 1945, bersamaan dengan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Lihat Lebih Banyak

Artikel yang Berkaitan

Back to top button

Adblock Detected

Maaf, kami mendeteksi Adblock dari browser anda. Untuk mengoptimalkan pengalaman anda membaca dan mengeksplorasi konten kami, harap matikan fitur Adblock dari browser anda. Terimakasih. Salam, Tim Buah Pendidikan