Tips dan Trik Cara Menyusun Bahan Ajar Guru yang Menarik dan Mudah Dipahami
Pada sistem pembelajaran, penggunaan bahan ajar guru sangat penting, sebagaimana begitu pentingnya keberadaan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Biasanya, tenaga pengajar akan mencari cara menyusun bahan ajar guru terlebih dahulu melalui materi ajar dan model pembelajaran.
Dalam penyusunan bahan ajar, maka guru wajib tahu apa itu bahan ajar. Bahan ajar adalah materi pelajaran yang harus disusun secara sistematis, digunakan oleh guru atau dosen juga mahasiswa dalam kegiatan belajar sebagaimana dijelaskan oleh Paulina Pannen dalam Proyek Pendidikan Tenaga Guru Dirjen Dikti Depdikbud Tahun 1995.
Cara membuat bahan ajar harus unik dan spesifik, karena memang digunakan bagi beberapa orang tertentu saja. Bahan ajar juga hanya untuk proses pembelajaran materi tertentu, terutama kondisi saat ini yang dimana dalam setiap kegiatan belajar mengajar terkadang ada kegiatan belajar virtual ataupun tatap muka langsung.
Disebut spesifik, karena membuat bahan ajar yang menarik itu perlu penyusunan dan penyampaiannya sudah disesuaikan mahasiswa ataupun siswa. Isi materi bisa dipahami secara baik agar mencapai tujuan kegiatan pembelajaran yang perlu dilakukan.
Tujuan Membuat Bahan Ajar
Terdapat sejumlah tujuan penyusunan bahan ajar, beberapa diantaranya yaitu:
- Mempersiapkan dan mempunyai materi tepat untuk disampaikan pada siswa atau mahasiswa di kelas sebagai target dari penyusunan bahan ajar.
- Penyusunan materi dilakukan mengikuti kurikulum atau kebutuhan belajar siswa atau mahasiswa pada sebuah lembaga pendidikan.
- Menyediakan sumber pembelajaran atau media bagi mahasiswa atau siswa, selain dari sumber yang telah ada, baik menggunakan buku di perpustakaan ataupun materi pembelajaran disajikan secara online.
- Memudahkan siswa ataupun mahasiswa dalam memahami materi yang perlu disampaikan guru atau dosen, sebab penyusunan bahan ajar dibuat secara sistematis, mengunakan Bahasa yang sudah disesuaikan berdasarkan karakter audiens.
Kriteria Menyusun Bahan Ajar
Untuk membedakannya dengan buku lainnya, maka guru perlu untuk memperhatikan beberapa hal penting mengenai bahan pelajaran. Tujuannya, supaya guru lebih mudah menyusun bahan ajar daripada harus kelabakan dan bingung saat menyusun. Adapun beberapa hal yang dimaksud yakni :
- Pertama, memperhatikan kriteria “novelty”. Kriteria ini adalah kriteria yang berkaitan dengan kebermaknaan dari sumber serta bahan ajar yang telah disusun.
Kamu sebagai guru, wajib melakukan riset kalau perlu, di bagian bahan mana sub topik yang akan kita bahas untuk disesuaikan dengan pesannya. Selain itu, guru juga perlu memastikan sumber yang dpilih jelas dan valid. Idealnya, pesan dalam bahan ajar akan mudah dimaknai oleh peserta didik bila up to date.
- Kedua, kemudian kriteria yang kedua yakni kriteria “proximity”. Sebisa mungkin sang guru mengusahakan agar pesan maupun materi yang tersajikan dalam bahan ajar sesuai dengan realita kehidupan para peserta didik.
Akan sangat mengkhawatirkan bila bahan ajar berisikan berbagai pesan yang mana sejatinya tidak terjadi dan hanya bersifat khayalan semata. Namun demikian hal tersebut mungkin saja terjadi, apabila bahan ajar tersebut berisikan materi tentang cerita dongeng maupun kisah fabel yang mana memerlukan adanya cerita khayalan.
- Ketiga, setelah itu ada kriteria “connectivity” yakni berhubungan dengan keterkaitan antara pesan dan pengalaman peserta didik. Sebisa mungkin guru memastikan bahwa bahan ajar yang dibuat dapat menjadi pegangan bagi mereka di mana materi yang tersampaikan tidak jauh berbeda dengan pengalamannya. Walhasil, para peserta didik dapat menyerap pembelajaran dengan mudah sebab juga sesuai dengan pengalaman yang mereka dapatkan.
- Keempat, kemudian kriteria “conflict”, sebisa mungkin guru berusaha untuk menjadikan bahan ajar menggugah emosi sebagian besar peserta didik. Tentu tingkatan emosi yang dirasakan akan berbeda – beda, bergantung pada daya serap dan level emosi peserta didik.
Bagaimana cara memasukkannya? Tentu memang tidak mudah. Sebanyak mungkin Kamu dapat melakukan diskusi bersama rekan sejawat atau bisa juga pada senior yang ada di tempat kamu mengajar.
- Kelima, selanjutnya bergantung pada kriteria “humor”. Kriteria tersebut mengharuskan agar bahan ajar yang disampaikan menampilkan berbagai makna yang lucu. Lucu bukan dalam artian bahan ajar harus berisikan lawakan. Bisa jadi dalam bentuk cerita maupun tambahan catatan dari para guru secara khusus berdasar rata – rata pada level kemampuan kelas tersebut. Keseluruhan kriteria tersebut harus diimplementasikan dalam penyusunan bahan ajar.
Kemudian perlu dipahami yakni mode pengemasan bahan ajar tidak sekedar hanya dalam bentuk hard file saja. Bisa juga dalam bentuk e-book dan berbagai bentuk soft file lainnya.
Teknis Menyusun Bahan Ajar
Selain memahami kriterianya, berikut beberapa peraturan teknis yang bisa dijadikan pertimbangan. Adapun beberapa peraturan teknisnya yakni :
Pertama, bahan ajar sesuai dengan tema yang diajarkan. Kesesuaian tema bahan ajar dengan tujuan yang dicapai akan mengantarkan peserta didik untuk mendapatkan keberhasilan dalam memahami bahan ajar.
Proses menyusun bahan ajar perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Sebab keduanya merupakan pertimbangan utama. Hal ini selaras dengan konsep pendekatan sistem di mana menjadi komponen utama dalam proses pembelajaran.
Sehingga, sebelum terjadinya proses pengemasan bahan ajar, alangkah baiknya bila tujuan pada bahan ajar ditentukan terlebih dahulu. Capaian tujuan yang bisa ditargetkan yakni berkaitan dengan aspek perilaku umum sekaligus perilaku yang terukur dalam bentuk indikator pada hasil belajar.
Kedua, bahan ajar harus dibuat sesederhana mungkin. Sederhana yang dimaksud bukan berarti materi yang diajarkan kurang, namun guru bisa mencoba membuat ringkasan di mana memudahkan peserta didik untuk belajar mengembangkan pembelajaran yang termuat di bahan ajar.
Jangan lupa perhatikan dari segi kemasan. Pengemasan bahan ajar juga menjadi pertimbangan. Sebisa mungkin guru membuat peserta didik untuk semakin tertarik pada bahan ajar. Baik dari segi pemilihan warna maupun layoutnya. Sebab ketertarikan peserta didik hari ini tentu sangat berbeda dengan preferensi lainnya.
Ketiga, agar bahan ajar bisa menarik para peserta didik, maka diperlukan untuk lebih memperbanyak isi dari bahan ajar dengan berbagai gambar yang menarik dan bisa diunduh secara gratis.
Jika bahan ajar berkaitan dengan mata pelajaran Bahasa, maka akan sangat baik bila Kamu melampirkan beragam cerita bergambar. Hanya saja, KAMU harus menyesuaikan dengan jenjang yang diajar. Bila jenjang SD, maka sesuaikan dengan realitas dan karakter gambar siswa SD.
Jika Kamu mengajar jenjang SMP, maka pastikan bila gambar yang digunakan agak sedikit meningkatkan kekritisannya.
Keempat, Kamu juga perlu memastikan bahan ajar sesuai dengan aturan dan struktur penyajiannya. Misal dari struktur daftar isi, tema sampai ke hal lainnya. Misalnya, bila bahan ajar Kamu malah menyajikan soal yang lumayan kompleks di awal sebelum pembahasan, tentu hal tersebut akan menyulitkan peserta didik. Coba konsultasikan terlebih dahulu sebelum Kamu menyajikannya.
Kelima, bahan ajar haruslah disusun agar sesuai dengan petunjuk dan penggunaannya. Hal ini juga urgen. Apalagi bila pembahasannya dikemas seperti pembelajaran mandiri semacam modul, program teaching, dibuatkan dalam bentuk CD Interaktif maupun pembelajaran visual.
Cara Membuat Bahan Ajar yang Menarik
Dalam menentukan atau cara menyusun bahan ajar guru, maka harus benar-benar dipahami dengan baik oleh guru atau dosen. Sebelumnya, kamu harus menentukan materi sesuai sumber penyusunan dengan beberapa kiat berikut:
Analisis Faktor Kompetensi
Pada kiat pertama menyusun bahan ajar, maka harus melakukan analisis terlebih dahulu terkait sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi kompetensi dasar dan stKamur kompetensi. Sehingga, kamu bisa melakukan identifikasi atau analisis faktor apa saja yang bisa mempengaruhi pencapaian dari kompetensi dasar.
Kamu juga bisa melakukan analisis faktor kognitif, psikomotor, dan juga afektif. Analisis tersebut mempermudah dalam menentukan penyusunan materi. Sehingga bahan ajar tersebut dapat dipahami oleh siswa dan disampaikan oleh guru dengan mudah.
Jenis Bahan Ajar
Kalau kamu sudah menentukan kompetensi dasar yang perlu dicapai dan mana saja yang menjadi prioritas, selanjutnya tentukan jenis bahan ajar yang paling sesuai untuk digunakan.
Penentuan bahan sangat penting agar tenaga pendidik lebih mudah dalam menentukan sumber serta bagaimana proses penyusunan yang tepat. Selain itu, juga dapat meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Hal ini karena materi yang disusun sebaiknya harus sudah sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
Tentukan Referensi
Kiat berikutnya yaitu menentukan referensi penyusunan bahan ajar yang dibutuhkan pada kegiatan belajar mengajar di kelas. Jenis maupun sumber referensi sangat bervariasi. Dosen atau guru bisa memilih referensi dari video, jurnal, internet, koran, buku, dan majalah ataupun media cetak lainnya.
Referensi yang dipakai harus dari referensi terpercaya atau valid. Sehingga, tidak boleh sembarangan ketika menyusun bahan ajar, karena sumbernya tidak valid.
Penutup
Bahan ajar yang disusun terus dikembangkan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berubah. Bentuk kurikulum juga biasanya berubah mengikuti waktu, supaya bisa menyediakan materi pembelajaran relevan.
Sekarang, kamu sudah tahu banyak hal tentang apa saja kiat dalam menyusun bahan ajar guru. Penting sekali untuk rutin untu mencari cara menyusun bahan ajar guru atau dosen untuk berbagai tujuan yang dicapai dalam pendidikan dan kegiatan belajar mengajar antara tenaga pengajar dan murid.
FAQ Tentang Cara Menyusun Bahan Ajar Guru
Bagaimana cara membuat bahan ajar yang baik dan menarik?
Menentukan tujuan pembelajaran, Memilih materi yang sesuai, Menyusun struktur bahan ajar, Menyajikan materi secara efektif, Menggunakan media visual, Menyertakan contoh-contoh dan latihan-latihan, Memasukkan konten yang terkait dengan kehidupan nyata.
Bahan ajar bisa berupa apa saja?
Jenis-Jenis Bahan Ajar Menurut Para Ahli Bahan ajar cetak dapat berupa, handout, buku, modul, brosur, dan lembar kerja siswa. Sedangkan bahan ajar noncetak meliputi, bahan ajar audio seperti, kaset, radio, piringan hitam, dan compact disc audio.
Bahan ajar yg baik seperti apa?
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli kriteria bahan ajar yang baik dapat disimpulkan sebagai berikut. a. Bahan ajar harus relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. b. Bahan ajar harus memiliki aspek pengetahuan yaitu fakta, konsep, prinsip dan prosedur. c. Bahan ajar memiliki materi ketrampilan.
Bagaimana cara memilih sumber belajar yang efektif?
Menurut Degeng, dkk (1993), pemilihan dan penggunaan sumber belajar haruslah didasarkan pada hal-hal berikut ini: 1. Analisis karakteristik siswa. 2. Adanya tujuan dan isi instruksional. 3. Adanya strategi pengorganisasian pembelajaran. 4. Adanya strategi penyampaian.