Kurikulum Sekolah di Indonesia: Peranan, Fungsi, dan Konsep
Kurikulum Sekolah di Indonesia: Peranan, Fungsi, dan Konsep  – Apakah Anda bercita-cita menjadi seorang guru atau pengajar di sebuah lembaga pendidikan seperti sekolah? Jika jawabannya iya, Anda harus mengetahui soal kurikulum sekolah. Hal ini penting karena seluruh proses pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Di Indonesia sendiri, ada beragam kurikulum yang pernah diberlakukan di sekolah. Hal ini terjadi karena pada lembaga pendidikan di Indonesia sering ada perubahan kurikulum, dimulai dari Kurikulum 1947 hingga Sekolah Penggerak.
Untuk Melihat Bagaimana Proses dari adanya Pendidikan di Indonesia, silakan baca artikel ini: Perkembangan Pendidikan di Indonesia
Berbagai kurikulum tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Nah, jika Anda ingin memahaminya lebih lanjut, silakan simak terlebih dahulu ulasan tentang kurikulum berikut ini.
Pengertian Kurikulum
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang dimaksud dengan kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan. Sementara itu, jika ditinjau dari segi bahasa, kata ‘kurikulum’ ini bermula dari bahasa Yunani, yakni curir (pelari) atau curere (tempat berpacu).
Dalam arti yang lebih luas, istilah kurikulum bisa dimaknai sebagai suatu jalur yang mesti diikuti oleh seseorang untuk bisa menggapai tujuannya. Untuk kurikulum di sekolah maupun di tingkat lainnya, tentunya ini berkaitan langsung dengan pihak-pihak yang berada di sekolah sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Sebagai informasi, saat ini terdapat tiga kurikulum pendidikan yang berlaku dan diterapkan di Indonesia. Kurikulum pertama adalah Kurikulum 2013 secara penuh, yaitu kurikulum yang diterapkan pemerintah untuk mengganti kurikulum 2006 atau sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum kedua adalah Kurikulum Darurat – yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan. Kemudian kurikulum ketiga yaitu Kurikulum Merdeka, yaitu kurikulum yang baru saja diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) baru-baru ini.
Kurikulum Merdeka sebelumnya bernama Kurikulum Prototipe. Kurikulum Merdeka ditujukan untuk memulihkan pembelajaran pascapandemi Covid-19. Kurikulum ini memiliki pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Jadi konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Peranan Kurikulum
Kurikulum memiliki beberapa peranan yang penting dalam kehidupan. Di antaranya adalah peranan konservatif, kreatif, serta kritis dan evaluatif. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya.
Peranan Konservatif
Peranan konservatif kurikulum artinya kurikulum berperan dalam mentransmisikan nilai-nilai masa lalu yang masih dianggap relevan dengan masa kini. Penjelasan ini sesuai dengan fakta bahwa hakikat pendidikan adalah proses sosial dari masyarakat beserta bagian dari masyarakat tersebut.
Peranan Kreatif
Di sini, kurikulum berguna untuk menciptakan sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Terlebih lagi di era seperti sekarang ini, kebutuhan masyarakat terhadap suatu hal kian meningkat pesat. Dengan begitu, kurikulum dapat dipakai untuk menjalankan peran kreatif mengikuti perkembangan zaman sekaligus kebutuhan.
Peranan Kritis dan Evaluatif
Kurikulum sekolah memiliki peranan kritis dan evaluatif. Artinya, keberadaan kurikulum bisa membantu pelajar untuk lebih peka terhadap kondisi dan juga situasi. Di sini, kurikulum adalah media/pedoman untuk memberikan nilai, ujian, sekaligus evaluasi kepada para pelajar atas hal yang telah dilaksanakan, terutama dalam proses pembelajaran.
Fungsi Kurikulum Sekolah
Kurikulum memiliki beberapa fungsi dalam kaitannya dengan dunia pendidikan. Di antaranya adalah fungsi penyesuaian, integrasi, diferensiasi, persiapan, pemilihan, serta diagnostik.
Untuk fungsi penyesuaian, artinya kurikulum dapat menyesuaikan (beradaptasi) dengan perubahan zaman. Fungsi integrasi maknanya ia dapat menjadi media pembentuk pribadi yang berintegritas.
Sementara itu, fungsi diferensiasi mengacu pada kegunaan kurikulum untuk dapat memberikan reward kepada masing-masing individu meskipun mereka berbeda-beda. Untuk fungsi persiapan, penyusunan kurikulum sekolah berguna untuk menyiapkan para siswa supaya dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Fungsi pemilihan memungkinkan peserta didik dapat menyesuaikan minat mereka dalam memilih program pendidikan. Terakhir, fungsi diagnostik dapat mendorong para pelajar untuk terus menggali potensi diri yang dimiliki.
Guna mewujudkan semua fungsi tersebut, sekolah atau lembaga pendidikan membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Untuk memenuhinya, sekolah bisa mengajukan pinjaman modal kerja dari Pintek dengan bunga yang flat. Tentunya ini pilihan yang tepat untuk memajukan kegiatan belajar di masa sulit.
Konsep Kurikulum Sekolah
Konsep kurikulum merupakan rancangan atau gambaran dari suatu kurikulum. Secara umum, ada empat konsep kurikulum—mulai dari konsep kurikulum humanistik, rekonstruksi sosial, teknologi, serta akademik.
Konsep humanistik mendorong setiap individu untuk mengaktualisasikan diri. Konsep rekonstruksi sosial mengacu pada pemenuhan kebutuhan sosial pada setiap individu.
Konsep teknologi artinya kurikulum harus menyesuaikan perkembangan teknologi, dan konsep akademik berguna untuk mengawasi sekaligus menentukan materi yang akan dipelajari oleh peserta belajar.
Tujuan Kurikulum Sekolah
Ada beberapa tujuan yang diharapkan dari disusunnya suatu kurikulum sekolah dasar dan tingkat lainnya. Antara lain adalah sebagai berikut:
- Alat pendidikan
- Memberi pengertian siswa terhadap sistem pendidikan
- Meratakan pendidikan
- Membimbing siswa agar menjadi pribadi yang berdaya saing
- Komponen
Dalam penyusunan kurikulum, terdapat empat komponen utama yang harus diperhatikan, yaitu tujuan, materi, interaksi belajar, serta evaluasi. Semuanya harus memiliki tolok ukur yang jelas sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk memantau perkembangan setiap peserta didik.
Perubahan Kurikulum Sekolah di Indonesia
Sejak merdeka, terdapat berbagai contoh kurikulum sekolah yang pernah diterapkan dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia yakni:
Dimulai dari Kurikulum 1947 yang pertama kali digunakan. Kemudian, ada Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004, Kurikulum 2006, Kurikulum 2013, dan Kurikulum Merdeka Belajar atau Sekolah Penggerak.
Banyaknya kurikulum yang pernah diterapkan ini menunjukkan bahwa para pemangku kebijakan senantiasa berupaya menyajikan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan begitu, selama kurun waktu tertentu, kurikulum akan diperbarui.
Demikian ulasan mengenai Kurikulum Sekolah di Indonesia: Peranan, Fungsi, dan Konsep  , semoga memberikan insight baru bagi Anda semuanya—khususnya bagi Anda yang saat ini tengah berkecimpung di dunia pendidikan, maupun yang hendak masuk ke dalam lingkaran dunia pendidikan.