Sejarah

Sejarah Catatan Perayaan Kelahiran Maulid Nabi Muhammad SAW

Sejarah Perayaan Maulid Nabi

Secara sosiologis dan historis, kelahiran Nabi Muhammad tidak diketahui secara pasti. Bahkan, beberapa sejarawan kini mengklaim bahwa Nabi Muhammad lahir pada tanggal 9 Rabi’ul Awal, bukan tanggal 12 Rabi’ul Awal.
Sejumlah kajian telah dilakukan oleh berbagai ulama, baik muslim maupun sekuler. Kajian sejarah awal maulid Nabi tidak tercatat secara serius dalam sejarah Islam. Bahkan ada yang menganggap perayaan maulid Nabi itu bid’ah, dianggap baru (bid’ah) pada masa itu dan sejarahnya bisa ditelusuri beberapa abad setelah kelahiran Nabi. Pengingat Kebesaran dan Teladan Nabi Muhammad SAW

Pembahasan Penetapan Maulid Nabi Muhammad saw

Telah dapat dirangkum beberapa data penelitian tentang sejarah maulid Nabi Muhammad SAW, yaknu sebagai berikut:

Pertama

Menurut sejawan seperti Jauzi, Ibnu Katsir, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Al-Hafizh al-Suyuthi menyatakan bahwa raja Irbil menyelenggarakan perayaan maulid Nabi pertama di Irak masa kini dengan nama Muzhaffaruddin Abu Said al-Kukbir pada tahun 630 H , yang mengadakan pesta akbar Maulid Nabi. Sibth ibnu al-Jauzi menjelaskan bahwa dalam sebuah pesta yang diselenggarakan oleh Sultan Al-Muzhaffar, ia mengundang seluruh rakyatnya dan belajar da. berbagai disiplin ilmu, baik itu fikih, hadis, kalam, anjuran, tasawuf dan lain-lain.

Sultan Al-Muzhaffar saat itu memikirkan nasib negerinya agar selamat dari kekejaman Mongol Temujin atau Jengiz Khan (1167-1227 M). Raja Mongolia Jengiz Khan, yang naik tahta pada usia 13 tahun dan mampu membentuk aliansi tokoh agama, ingin menguasai dunia.
Untuk menghadapi ancaman Genghis Khan, Sultan Al-Muzhaffar merayakan Maulid Nabi selama 7 hari 7 malam. Acara Maulid menampilkan 5.000 ekor kambing, 10.000 ekor ayam, 100.000 keju dan 30.000 piring makanan seharga 300.000 dinar emas. Kemudian Sultan Al-Muzhaffar mengundang narasumber dalam acara ini untuk membangkitkan kembali kepahlawanan Nabi Muhammad SAW di hadapan umat Islam dalam sebuah pesta. Alhasil, semangat umat Islam mengikuti festival pun tersulut dan siap menghadapi Jengiz Khan. Saat itu, para ulama yang hadir di pesta itu pun menerima apa yang dilakukan Sultan Al-Muzhaffar.

Jengiz Khan

Patung Jengiz Khan

Kedua

Tradisi maulid pertama kali diperintah oleh Khalifah Mu’iz li Dinillah, salah seorang khalifah dari dinasti Fathimiyyah di Mesir yang hidup pada tahun 3
1 H. Seperti yang diceritakan sang guru dalam bukunya Bahan Sejarah Maulid Nabi Muhammad. Selama dinasti Fatimiyah, Mekkah mengadakan banyak festival sepanjang tahun. Ini adalah perayaan tahun baru, ‘Asyura, maulid Nabi, maulid Ali bin Abi Thalib, maulid Hasan dan Husain, maulid Fatimah az-Zahra, hari maulid yang berkuasa . . khalifah, perayaan malam pertama bulan Rajab, perayaan tengah malam bulan Rajab, perayaan malam pertama bulan Sya’ban, perayaan tengah malam bulan Sya’ban, malam pertama bulan Ramadhan, perayaan malam terakhir Ramadhan, perayaan Idul Fitri, perayaan Idul Adha, festival Idul Ghadir, festival musim dingin dan musim panas, Festival Malam Al Kholij, Hari Nauruz (Tahun Baru Persia), Hari Al-Ghottos, Milad (Natal), Hari Al-Khomisul ‘Adas (3 hari sebelum Paskah) dan Hari Rukubaat.

Baca Juga:  Kurikulum Sekolah di Indonesia: Peranan, Fungsi, dan Konsep

Sejarah Maulid Nabi pada masa dinasti Fatimiyyah

Kampus Al Azhar di Kairo

Mufti Negara Mesir Asy Syaikh Bakhit Al Muti’i mengatakan bahwa yang pertama merayakan enam perayaan maulid yang dianggap sakral saat itu, yaitu: perayaan maulid Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam , maulid ‘Ali, Maulid Fatimah, Maulid Al Hasan mengalahkan Al Husain radhiyallahu ‘anhum dan khalifah Maulid yang berkuasa saat itu, yaitu Al Mu’izh Lidinillah (keturunan Ubaidillah dari Dinasti Fatimiyyun) pada tahun 362 Asy Syaikh H. Ali Mahfuzh dalam bukunya Al Ibda” fi Madhoril Ibtida” dan “Ali Fikriy Al Muhadhorot dalam Al Fikriyah juga mengatakan bahwa perayaan Maulid yang pertama adalah “Ubaidiyyun (Fatimiyyun). Belakangan, Al-Afdhal bin Amir al-Juyusy melarang perayaan Maulid. dan berkembang kembali di bawah kepemimpinan Amir li Ahkamillah pada tahun 52H. Pendapat ini juga dikemukakan oleh Al-Sakhawi (wafat 902 H).

Ketiga

Para ahli sejarah lainnya mengklaim bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi merayakan Maulid Nabi untuk pertama kalinya. Ide merayakan Maulid Nabid bukan murni ide Salahuddin melainkan saran dari saudara iparnya Muzaffaruddin Gekbur atau lebih dikenal Muzhaffaruddin Abu Said al-Kukbir yang menjadi atabeg (sebagai penguasa) Irbil. Untuk mengimbangi bertambahnya hari raya Natal umat Kristiani, Muzaffaruddin sering mengadakan perayaan Maulid Nabi di istananya, namun perayaan tersebut diadakan secara lokal dan tidak tahunan. Maka menurut Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan memperkuat kecintaan masyarakat kepada Nabi. Saat itu, ia mengimbau umat Islam di seluruh dunia untuk mengingat hari lahir Nabi dan Rasul umat Islam, Nabi Muhammad melihat pada tanggal 12 Rabiul Awal, yang setiap tahun berlalu begitu saja tanpa ingatan, kini dirayakan. secara komprehensif

tiles images King Richard I Coeur de 1191

Rivalitas antara Raja Richard dan Salahuddin Al-Ayubi

Tujuannya adalah untuk menghidupkan kembali semangat umat Islam yang mati untuk kembali ke Jihad membela Islam selama Perang Salib. Salah satu kegiatan Sultan Salahuddin untuk memperingati Maulid pertama Nabi pada tahun 118
(580 Hijriah) adalah mengadakan lomba menulis sejarah Nabi dan memuji Nabi dengan bahasa yang paling indah. Semua peneliti dan penulis diundang ke kompetisi. Syekh Ja`far al-Barzanji menjadi pemenang pertama yang menjadi juara.10 Ternyata perayaan Maulid Nabi oleh Sultan Salahuddin membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi perang salib kembali resah. Salahuddin berhasil mengonsolidasikan kekuasaannya hingga pada tahun 1187 (583 Hijriah) Salahuddin menaklukkan Yerusalem dari bangsa Eropa dan Masjid Al-Aqsa kembali menjadi masjid hingga saat ini.

Baca Juga:  Sejarah Peristiwa Perang Saudara (Civil War) di Amerika Serikat

Lihat Lebih Banyak

Artikel yang Berkaitan

Back to top button

Adblock Detected

Maaf, kami mendeteksi Adblock dari browser anda. Untuk mengoptimalkan pengalaman anda membaca dan mengeksplorasi konten kami, harap matikan fitur Adblock dari browser anda. Terimakasih. Salam, Tim Buah Pendidikan